Senin, 19 Juni 2017

Psikologi Pendidikan Resume 1 Setelah uts

                                                 PELAJAR YANG TIDAK BIASA
Siapakah anak yang menderita ketidakmampuan itu?
Kurang lebih 11 persen anak dari usia enam sampai tujuh belas tahun di AS mendapatkan pendidikan atau pelayanan khusus. Dahulu istilah “ketidakmampuan personal yang membatasi pelaksanaan fungsi seseorang (disability)” dan “kondisi yang dinisbahkan pada orang yang menderita ketidakmampuan (handicap)” dapat dipakai bersama-sama, namun dari kedua istilah ini harus dibedakan.
Para pendidik mulai lebih sering menggunakan istilah “children with disabilities” (anak yang menderita ketidakmampuan) dari pada “disabled children” (anak cacat). Ini semua memiliki tujuan agar lebih memberi penekanan pada anak, melainkan bukan kepada cacat atau ketidakmampuannya. Anak-anak yang menderita cacat/ketidakmampuan sekarang tidak bisa lagi disebut dengan ”handicapped” walaupun istilah dari handicapping condition masih digunakan untuk menjelaskan hambatan belajar maupun fungsi dari orang yang mengalami ketidakmampuan itu sendiri.
Seperti anak yang menggunakan kursi roda memiliki akses yang terbatas untuk ke suatu tempat yang ingin dia tuju lain halnya anak yang tidak menggunakan kursi roda, maka ini disebut juga dengan handicapping condition. Berikut pengelompokan ketidakmampuan dan gangguan (disorder) sebagai berikut: gangguan organ indra (sensory), gangguan fisik, retardasi mental, gangguan bicara dan bahasa, gangguan belajar (learning disorder), attention defict hyperactivity disorder, dan gangguan emosional dan perilaku.
GANGGUAN INDRA
Gangguan imdra mencakup segala aspekseperti penglihatan dan pendengaran.
Gangguan penglihatan. Beberapa dari murid mengalami problem penglihatan yang masih belum diperbaiki. Jika kita melihat murid sering memicingkan mata, membaca buku dengan jarak yang dekat, sering menggosok-gosok mata, dan sering mengeluh tentang penglihatanya yang kaburatau suram, maka anjurkan kepada mereka untuk memeriksakan diri. Kebanyakan dari mereka akan diminta untuk menggunakan kaca mata, tapi ada beberapa murid yang mengalami gangguan visual serius dan dikategorikanmengalami kerusakan penglihatan ini termasuk murid yang menderita low vision dan murid buta.
Anak yang menderita low vision memiliki jarak pandang antara 20/70 dan 20/200 (pada skala snellen di mana angka normalnya 20/20) apabila di bantu oleh lensa korektif. Anak yang mengalami low vision dapat membaca buku dengan huruf yang besar-besar atau dibantu dengan menggunakan kaca pembesar. Anak yang mengalami buta secara edukasional (educationally blind) tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untukbelaja, kira-kira 1 dari 3.000 anak tergolong educationally blind. Hampir setengah dari anak jenis ini.



Dilahirkan dalam keadaan buta dan sepertiganya mengalami kebutaan pada tahun-tahun awal kehidupan mereka,banyak anak buta ini punya kecerdasan normal dan berprestasi dalam bidang akademik apabila mendapatkan dukungan dan bantuan belajar yang tepat. Namun, multiple disabilities sering kali bukan hal yang aneh dalam diri murid yang tergolong educationally blind. Murid yang menderita bermacam-macam ketidakmampuan ini sering kali membutuhkan berbagai jenis bantuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan mereka sendiri.
Salah satu tugas yang penting untuk dilakukan dalam mengajar mereka yang menderita gangguan atau kerusakan penglihatan ini adalah menentukan modalitas.
Gangguan pendengaran. Gangguan pendegaran dapat menyulitkan proses belajar anak. Anak yang tuli saat masih anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan berbicara dan bahasanya. Dalam kelas ada anak seperti ini yang belum terdeteksi, jika melihat anak yang menempelkan telinganya ke speaker, dan juga sering meminta ulang apa yang dikatakan sebaiknya dianjurkan untuk memeriksakan dirinya.
Banyak anak yang memiliki masalah dalam pendengaranya mendapatkan pengajaran lebih yang dilakukan diluar kelas, pendekatan pendidikan yang tepat untuk anak seperti ini adalah pendekatan oral dan pendekatan manual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments System

Disqus Shortname